Jakarta,
Ruhut Menghujat, Korban Banjir Mendoakan Jokowi
Posted by Unknown
Published on Selasa, 14 Januari 2014
Seperti
yang dudah diramalakan, Januari 2014 ini, banjir besar kembali melanda
Jakarta, Gubernur DKI Jakarta dan Wakilnya, Basuki Tjahaja Purnama alias
Ahok beserta jajaran Pemprov Jakarta yang berkompeten di bidang ini pun
sibuk luar biasa. Mengunjungi titik-titik banjir tertentu, memberi
bantuan dan semangat para pengungsi, mengamati dan mengevaluasi penyebab
banjir, dan seterusnya.
Intinya,
Jokowi dan Ahok berkonsentrasi penuh untuk melakukan pengamatan,
mempelajari, membandingkan dan mengevaluasi penyebab banjir itu.
Bagaimana dengan hasil dari upaya-upaya mereka mengatasi banjir di tahun
lalu, apakah ada kemajuannya dibandingkan dengan tahun ini, apa yang
kurang yang harus dilakukan untuk lebih mengurangi penyebab banjir di
musim penghujan berikutnya, dan sebagainya.
Dari
laporan-laporan beberapa media massa, dibandingkan dengan tahun lalu,
meskipun banjir sekarang masih tergolong besar, kali ini banjirnya tidak
separah tahun lalu. Misalnya, kawasan Thamrin, meskipun hujan lebat
terus mengguyur selama berjam-jam, kawasan itu tidak lagi banjir besar
seperti Januari tahun lalu, demikian juga air banjir yang lebih cepat
surut, dan dampak normalisasi Waduk Pluit, pun sudah mulai bisa
dirasakan oleh warga Pluit dan Muara Baru. Mengalami tidak lagi
mengalami kebanjiran seperti tahun lalu.
Meskipun, hujan deras mengguyur
dalam beberapa hari ini, ketinggian air di Waduk Pluit masih normal,
minus 155 cm, Batas normalnya adalah minus 195 cm.
Pada
Januari tahun lalu kawasan di sekitar Waduk Pluit mengalami banjir besar
hingga sedalam 2 meter. Kejadian itu mendorong Gubernur DKI Jakarta
Joko Widodo untuk menormalisasi Waduk Pluit dengan memindahkan warga
yang tinggal di bangunan-bangunan ilegal di kawasan waduk (Kompas.com).
Ruhut Sitompul si Politikus Oportunis Menyerang Jokowi
Maka,
meskipun banjir besar masih melanda Jakarta, kita sepatutnya memberi
apresiasi besar kepada Jokowi-Ahok karena keteguhan dan kesungguhan
kerja keras mereka untuk terus mencari solusi terbaik mengatasi banjir
di Ibukota itu. Kalau kita punya kemampuan, sepatutnya pula kita
membantu Pemprov DKI Jakarta itu.
Berbeda
jika yang menilainya itu para politikus oportunis hipokrit, banjir
Jakarta, kesengsaran rakyat akibat banjir tersebut, terganggunya
perputaran roda ekonomi dan bisnis, dan pontang-pantingnya Jokowi-Ahok
untuk mengatasi banjir itu, mereka menikmatinya dengan perasaan gembira.
Semakin besar banjirnya, semakin sengsaranya rakyat Jakarta, pasti
mereka akan semakin senang, karena dengan demikian bisa dijadikan momen
yang paling pas untuk menyerang Jokowi secara politis.
Apabila,
misalnya, mereka punya kemampuan untuk membantu, bantuan itu tak akan
sudi mereka berikan, agar dengan demikian diharapkan Jokowi semakin
terpuruk dan semakin tenggelam popularitasnya akibat banjir itu.
Politikus seperti ini akan dengan senang hati memanfaatkan kesengaran
rakyat demi tercapainya tujuan politiknya.
Salah
satu politikus jenis ini adalah yang namanya Ruhut Sitompul, salah satu
sosok yang bersama Partai demokrat-nya paling tidak disukai di dunia
maya. Di dunia maya, setiap kali ada berita yang memuat pernyataan
Ruhut, pasti akan diikuti dengan ratusan sampai ribuan komentar yang
menghujatnya. Tetapi, karena kulit badak, muka tembok, semua itu tak
mampu mengusiknya. Dia terus maju menerjang dengan semua tindakan dan
pernyataan-pernyataan kampungannya.
Demikian
juga yang terjadi dalam banjir Jakarta kali ini. Ruhut Sitompul kembali
tampil untuk menyerang Jokowi, sebagai gubernur yang menurutnya, hanya
besar di janji, tetapi tidak punya kemampuan apa-apa dalam mengatasi
banjir. Seolah-olah banjir Jakarta itu baru terjadi sekarang, dan bisa
diatasi hanya dalam waktu satu-dua tahun saja. Semua kerja keras Jokowi
untuk mengatasi banjir Jakarta, nihil di mata Ruhut Sitompul.
Dalam banjir kali ini, Ruhut menyebutkan blusukan-blusukan yang dilakukan Jokowi selama ini tidak berpengaruh apa pun terhadap upaya pencegahan banjir.
“Terbukti blusukan-nya percuma, satu tahun, gimana mau mengurus Indonesia kalau mau mengurus Jakarta saja tidak bisa?” kata Ruhut sebagaimana dikutip Warta Kota, Senin (13/1/2014).
Menurut
Ruhut, menjadi lucu jika banjir masih terus terjadi di Jakarta karena
Jokowi telah menyatakan punya solusi atas permasalahan itu. “Dia
mengasih janji, bahkan enggak mau polisi mengawal ternyata tetap dikawal,” kata Ruhut (Kompas.com)
Dia lupa,
dengan “Boss Besar”-nya sendiri, yang selama 10 tahun menjadi Presiden
di negara ini dengan slogan “Katakan tidak pada korupsi!”, malah di masa
pemerintahannya itu tumbuh paling subur koruptor-koruptor kelas
kakapnya, termasuk banyak dari Partai Demokrat-nya sendiri.
Tidak
puas berkomentar fokus pada masalah banjir, Ruhut juga memanfaatkan
momen banjir kali ini dengan menyerang Jokowi dan Ahok melebar ke
masalah lainnya. Dia mengatakan, Jokowi dan Ahok menang dalam Pemilihan
Gubernur DKI Jakarta karena segudang janji yang dilontarkan kepada
masyarakat. Menurut Ruhut, semua janji itu diucapkan karena pasangan
yang diusung oleh PDIP dan Partai Gerindra tersebut yakin tak akan
menang dalam Pilgub.
“Dia kasih janji segalanya, termasuk enggak akan pakai vorijder, penyelesaian banjir, enggak ada penggusuran. Eh, enggak tahunya dia menang karena rakyat sudah terayu, jadi pening dia,” kata Ruhut saat dihubungi Kompas.com, Senin (13/1/2014).
Hujatan-hujatan
Ruhut kepada Jokowi ini jelas selain hanya memanfaatkan kesengsaran
warga Jakarta akibat banjir itu, juga berisi pelintiran-pelintiran untuk
membenarkan serangan-serangannya itu.
Sama sekali
tidak benar, apa yang dikatakan Ruhut bahwa semasa Pilkada DKI Jakarta
2012, Jokowi-Ahok membuat janji-janji yang membuat warga Jakarat
tertarik memilih mereka, karena pasangan itu tersebut mulanya yakin
tidak bakal menang.
Faktanya,
beberapakali Jokowi dan Ahok mengatakan keyakinan mereka untuk
memenangkan Pilkada tersebut, dengan melihat fenomena dukungan
masyarakat Jakarta yang sedemikian besarnya.
Bahkan, sehari
menjelang hari pemungutan suara putaran kedua, Rabu, 19 September 2012,
ditanya wartawan, Jokowi sempat berujar dengan nada yang sangat yakin
bahwa pada hari H pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu
dia bersama Ahok akan membuat sejarah baru dengan memenangkan Pilkada
itu.
“Tidak ada skenario kalah. Skenario dari awalnya sudah optimis (menang)!” Kata Jokowi kala itu (Kompas.com).
Mengenai voorijder, Jokowi sudah menjelaskan, dia hanya memakai voorijder
jika memang benar-benar sangat perlu, misalnya, harus tepat waktu dalam
menghadiri suatu acara/rapat penting. Di luar itu, dia masih tetap
tidak pakai voorijder (liputan6.com).
Sedangkan mengenai apa
yang disebut Ruhut sebagai penggusuran itu, sesungguhnya tak pernah
ada. Yang dilakukan Jokowi-Ahok adalah memindahkan pemukiman liar dan
PKL-PKL yang menempati tanah negara secara ilegal, atau yang berdagang
di lokasi-lokasi yang terlarang (seperti di badan jalan) ke
lokasi-lokasi yang memang diperuntukkan oleh Pemprov DKI Jakarta untuk
itu, seperti rusun-rusun dan bangunan-bangunan pasar.
Ruhut Oportunis, Jokowi Negarawan Sejati
Perilaku
yang dipertunjukkan Ruhut Sitompul dengan cara menyerang Jokowi,
memanfaatkan musibah yang melanda Jakarta itu, memperlihatkan politikus
macam apa dia itu, yakni politikus oportunis dan hipokrit.
Sebaliknya,
Jokowi yang dijadikan sasaran tembak oleh para politikus sejenis Ruhut,
dengan memanfaatkan musibah banjir Jakarta itu, dengan maksud agar
rakyat berubah menjadi antipati dan pesimis terhadap Jokowi, malah
menunjukkan jiwa besarnya.
Menghadapi
serangan-serangan politik itu, Jokowi tak mau meladeninya. Dia
mengatakan, tidak apa-apa orang-orang itu menyerangnya, yang penting,
dia tetap bekerja keras, konsentrasi penuh mengatasi dan membantu korban
banjir.
“Ya, enggak apa-apa. Apanya sih yang mau disasar?” kata Jokowi ketika blusukan ke Waduk Pluit, Jakarta Utara, Senin (13/1/2014).
Jokowi mengatakan, saat ini
pemerintah Provinsi DKI tengah berupaya keras menyelesaikan normalisasi
sungai besar, saluran, maupun waduk. Hal ini tidak dapat dilakukan dalam
waktu singkat sehingga hasilnya pun baru dapat dirasakan setelah sekian
tahun (Kompas.com).
Ruhut Menghujat, Korban Banjir Mendoakan Jokowi
Agar
semakin membuat warga Jakarta, dan juga rakyat secara nasional antipati
dan hilang harapannya kepada Jokowi, maka para politikus sejenis Ruhut
Sitompul ini pun, dengan memanfaatkan momen banjir besar Jakarta ini,
membuat pernyataan-pernyataan yang menyerang Jokowi. Memprovokasi warga
agar berbalik tidak menyukai Jokowi.
Tetapi,
mereka semua, termasuk Ruhut Sitompul harus gigit jarinya, dan pulang
ke rumahnya masing-masing dengan perasaan kecewa. Sebab, banjir Jakarta
itu, bukan mengurangi dukungan warga kepada Jokowi, tetapi malah
sebaliknya. Melihat begitu sungguh-sungguhnya Jokowi bekerja mengatasi
banjir, meskipun, masih tetap banjir, dukungan masyarakat terhadap
Jokowi malah semakin besar.
Sebaliknya,
para penyerang Jokowi itu, termasuk Ruhut Sitompul malah semakin
terpuruk citranya di mata masyarakat. Dicemooh masyarakat dengan hampir
tanpa tersisa perasaan simpatik lagi buat mereka.
Fenomena
tersebut dapat dilihat dari pemberitaan beberapa media elektronik yang
meliput komentar-komentar warga tentang kinerja Jokowi-Ahok menghadapi
banjir Jakarta ini. Umumnya memaklumi bahwa untuk mengatasi banjir
Jakarta itu bukan perkara mudah dan tidak bisa diatasi hanya dalam tempo
satu-dua tahun saja. Mereka justru semakin mengagumi Jokowi yang
seperti biasa terus bekerja ekstra keras tidak mengenal waktu, demi bisa
mengatasi banjir dan mengurangi derita para korban banjir itu.
Misalnya,
ketika Jokowi menyambangi pengungsi korban banjir Kampung Pulo,
Kelurahan Kampung melayu, Jakarta Timur, sekitar pukul 00:00 WIB, Senin
(13/01/2014) dini hari, dia disambut dengan penuh antusias.
Jokowi datang
mengenakan kemeja putih panjang dan celana bahan hitam ke Kantor Suku
Dinas Kesehatan Jakarta Timur. Kedatangannya pun langsung diserbu warga.
Dalam
mengunjungi para korban, Jokowi memberikan ratusan karung beras
berukuran 10 kilogram dan satu dus besar berisi buku tulis. Tak
ketinggalan, Jokowi pun memberikan semangat bagi para korban.
“Sabar aja, emang ini
lagi musimnya. Terus harus kuat dan jaga kesehatan,” kata Jokowi apa
adanya, tanpa janji-janji sorga, seperti yang biasa dilakukan para
pejabat negara lainnya ketika mengunjungi para pengungsi seperti ini.
Mengrespon nasihat Jokowi itu, warga langsung mendoakannya.
“Semoga Pak Jokowi jadi presiden, sukses terus, dan sehat,” kata para korban banjir itu (Tribunnews.com).
Author : Unknown
Setelah anda membaca artikel tentang Ruhut Menghujat, Korban Banjir Mendoakan Jokowi jika bermanfaat, silahkan tekan tombol Share. Anda juga boleh menyalin / menyebarluaskan artikel ini, namun jangan lupa untuk meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya :
Terima kasih
Terima kasih
Artikel Terkait : Jakarta
0 komentar
Readers Comments
Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan blog Jokowi For President. Admin berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.