twitter facebook rss

,

Pengamat: Pasar Khawatirkan Dampak Koalisi Partai Usung Capres



Pasar khawatir, pemerintahan tak bisa bebas dari politik kompromi.

Panel elektronik menunjukan data perdagangan saham di lantai Bursa Efek Indonesia, Jakarta. 

Hasil hitung cepat (quick count) pemungutan suara Pemilu 2014 yang dirilis sejumlah lembaga survei sejak Rabu kemarin, menunjukkan bahwa PDI Perjuangan tidak berhasil meraih perolehan suara lebih dari 20 persen. 

Situasi itu ikut direspons pelaku pasar. Pada transaksi Kamis 10 April 2014, sejumlah saham di Bursa Efek Indonesia merosot tajam.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) yang menjadi acuan pergerakan saham di bursa Jakarta melemah lebih dari 3 persen pada penutupan perdagangan kemarin. Indeks berakhir turun 155,67 poin (3,16 persen) ke level 4.765,73.
Meski masih menunggu hasil penghitungan resmi dari Komisi Pemilihan Umum, partai oposisi itu dianggap "gagal" memenangkan Pemilu 2014, dengan dukungan perolehan suara yang mencukupi syarat pengajuan calon presiden tanpa harus berkoalisi dengan partai lain.

Dengan kata lain, PDI Perjuangan harus bersabar untuk mengusung Joko Widodo yang merupakan Gubernur DKI Jakarta itu sebagai capresnya secara mandiri untuk Pemilihan Presiden pada Juli mendatang.

Pengamat pasar modal Indonesia, Edwin Sinaga, kepada VIVA.co.id menjelaskan bahwa kegagalan partai dengan logo banteng kekar bermoncong putih itu, berdampak pada munculnya kekhawatiran pasar mengenai pemerintahan yang terbentuk ke depan akan tetap tak bisa bebas dari politik kompromi.

"Dengan hasil ini, efeknya akan terjadi koalisi untuk mengusung capres," ujar Edwin saat dihubungi Kamis.

Pelaku pasar, ia melanjutkan, sebenarnya mengharapkan PDI Perjuangan bisa memenangkan Pemilu 2014 dengan dukungan suara yang besar. Sebab, raihan suara yang besar menjadi modal politik untuk membentuk pemerintahan yang lebih baik secara mandiri. Dengan demikian, kemungkinan membentuk kabinet yang sebagian besar diisi para profesional semakin besar.

Namun, ia melanjutkan, kenyataan yang terjadi dari hasil quick count memicu kekhawatiran akan masa depan perekonomian Indonesia mengalami kebuntuan kebijakan pun muncul kembali.

"Kalau situasinya begini, mau tidak mau kan PDIP harus koalisi, ada bargain di situ," kata dia.

Walaupun begitu, menurut Edwin, pasar memandang Joko Widodo atau kerap disapa Jokowi itu masih bisa unggul dibanding tokoh atau kandidat lainnya dalam Pilpres nanti.

"Market sepertinya belum melihat potensi lain menang di Pilpres, masih Jokowi lah. Masalahnya cuma harus terjadi kompromi, terbelenggu kepentingan politik dan sebagainya," kata Edwin.

Sebelumnya, ia melanjutkan, pasar mengharapkan Pemilu 2014 bisa menunjukkan hasil yang tuntas bagi kepentingan membentuk pemerintahan bersih dari kompromi politik. "Tapi, kan ternyata hasilnya tidak bisa seperti itu," kata Edwin. (art)


© VIVA.co.id

Bagikan artikel ke teman anda: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati

Author : Unknown

faceblog evolutions Setelah anda membaca artikel tentang Pengamat: Pasar Khawatirkan Dampak Koalisi Partai Usung Capres jika bermanfaat, silahkan tekan tombol Share. Anda juga boleh menyalin / menyebarluaskan artikel ini, namun jangan lupa untuk meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya :
Terima kasih

0 komentar

Readers Comments

Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan blog Jokowi For President. Admin berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Top News

Space Iklan (750x100)

Video Pilihan

Our Sponsors

Our Sponsors

Visit Gorontal Info and Guide
deskripsi gambar
Flag Counter