Nasional,
5 Cibiran pada Gita Wirjawan, mundur gara-gara konvensi Demokrat
Posted by Unknown
Published on Sabtu, 01 Februari 2014
.
Gita Wirjawan resmi mundur sebagai Menteri Perdagangan. Gita beralasan keikutsertaannya dalam konvensi capres Demokrat cukup menyita waktu sehingga tidak bisa fokus sebagai menteri. Untuk itu kata Gita, dirinya harus memilih salah satunya.
"Mengingat betapa pentingnya konvensi ini bagi kepentingan bangsa, saya sudah merasa selayaknya jika saya mencurahkan seluruh energi dan waktu untuk menyukseskan upaya mulia ini," katanya.
Gita merupakan salah satu dari 11 peserta Konvensi Calon Presiden dari Partai Demokrat .
Langkah Gita Wirjawan menuai pro dan kontra. Ada yang memuji Gita karena dinilai profesional. Banyak juga yang mencibir. Gita dinilai lebih mementingkan ambisi politiknya daripada mengurusi masalah negara.
Apalagi Gita meninggalkan Kemendag saat berhembus kencang isu impor beras ilegal dari Vietnam. Tak elok benar meninggalkan kementerian dan tanggung jawab saat ini.
Berikut mereka yang mencibir Gita saat memilih mundur.
1. Gita cuma pencitraan
Wabendum Partai Golkar Bambang Soesatyo menilai mundurnya Gita hanya sebatas mencari sensasi dan pencitraan. Dia menyebut, Gita mengikuti gurunya saat ingin menjadi capres dan mundur dari kursi menteri.
"Mengikuti gurunya, karena banyak persoalan di kementerian yang membebani rakyat seperti impor beras dan lainnya," kata Bambang di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (31/1).
Karena itu, dia tak ingin mengomentari banyak soal sikap mantan Kepala BKPM ini. Yang jelas, kata dia, ada dua hal yang ditunjukkan Gita dalam pengunduran dirinya.
"Pencitraan sekaligus lari dari tanggung jawab. Terakhirkan ramai impor beras dari Vietnam," tutur dia.
2. Gita tak punya prestasi
Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy mengatakan mundurnya Gita Wirjawan sebagai Menteri Perdagangan tak bisa lepas dari karut marut persoalan di Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Salah satu persoalan yang menjadi sorotan adalah soal karut marut tata niaga perdagangan internasional yang saat ini dibanjiri oleh produk impor.
"Semua tata niaga karut marut dan pasar dalam negeri dibanjiri produk impor karena menterinya pro produk impor. Makanya kami mengharapkan agar dalam mencari penggantinya, SBY harus memilih figur yang pro produk dalam negeri," ujar politisi yang kerap disapa Romi saat dihubungi, Jumat (31/1).
Romi menilai Gita selama ini lebih banyak menggunakan iklan saja sebagai slogan, jargon dan semboyan dalam penggunaan produk dalam negeri dan cinta produk dalam negeri. Faktanya, justru Indonesia banyak melakukan impor di sektor perdagangan.
3. Gita harus tetap diusut
Wakil Ketua Komisi IV DPR, Firman Subagyo menyatakan, kemunduran Gita Wirjawan sebagai Menteri Perdagangan tidak serta merta menghilangkan kasus impor beras Vietnam ilegal di Kementerian Perdagangan (Kemendag). Dia berharap, aparat penegak hukum terus menyelidiki kasus ini sampai ke penyidikan.
"Yah tidak bisa serta merta dong kalau mundur urusan selesai. Ini masalah hukum di mana ada pelanggaran-pelanggaran hukum impor beras dari Vietnam yang dilanggar oleh Kementerian Perdagangan yang dipimpin Gita. Aparat hukum harus tetap menyelidiki bahkan sampai ke penyidikan," ujar Firman saat dihubungi, Jumat (31/1).
Menurutnya, aparat hukum juga harus menyelidiki pengakuan Gita yang menyatakan surat pemberitahuan impor (SPI) rekomendasinya dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian. Sementara Menteri Pertanian Suswono menegaskan tidak pernah mengeluarkannya.
"Ada kegiatan tidak prosedural yang diberikan kepada 58 perusahaan untuk melakukan impor tersebut, artinya ada tikus-tikus atau tangan setan di Kementerian Perdagangan yang memainkan hal ini. Gita harus bisa menjelaskan hal ini, karena ada penyalahgunaan wewenang di kementerian yang menjadi tanggung jawabnya," tegasnya.
4. Gita cari simpati publik
Pengamat politik dari Charta Politika, Arya Fernandes mengaku telah mengikuti pemberitaan soal Gita Wirjawan sejak satu tahun lalu. Dia menilai mundurnya Gita bukan karena masalah impor beras ilegal yang sampai sekarang belum rampung.
"Info yang saya dapat Gita sudah mengajukan surat pengunduran diri sejak September 2013, jauh sebelum mencuatnya impor beras," kata Arya kepada merdeka.com, Jumat (31/1).
Menurut Arya, keputusan Gita untuk mundur merupakan sebuah keberanian. Dia menilai Gita ingin memberikan suatu kejutan kepada publik dengan cara berhenti menjadi menteri dan fokus ke rencana pencapresannya.
"Analisis saya, GW ingin memberikan kejutan di Konvensi Demokrat. Selama ini konvensi nyaris tak berhasil mendapatkan perhatian lebih dari pemilih," ujarnya.
Tak hanya itu, mundurnya Gita dari posisi Mendag juga dinilainya sebagai cara untuk meraih simpati publik.
"Jadi GW ingin mencari celah untuk mengambil simpati pemilih dengan memilih mundur dari menteri," imbuh Arya.
5. Disayangkan pilih konvensi
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie sebenarnya menyayangkan keputusan Gita. Menurut dia alangkah lebih bijak, jika Gita mundur dari konvensi capres Demokrat bukan mundur menjadi Menteri Perdagangan.
"Kalau dia mengundurkan diri sebagai anggota konvensi itu bagus karena dia fokus, ternyata menteri. Jadi plus minus saja, ya kita hormati saja," ujar Jimly usai pertemuan ICMI di kediaman Habibie, Jakarta, Jumat (31/1).
Keputusan mundur ini, menurut Jimly adalah bukan keputusan yang terlalu berlebihan. Sebab tugas Menteri Perdagangan bisa saja diambil alih oleh Menteri lainnya.
"Pengambilan keputusan bisa oleh menteri pengganti, menko atau menteri yang terkait dengan persoalannya. Jadi menurut saya tidak terlalu mengganggu pemerintahan," tutup Jimly.
Sumber
Author : Unknown
Setelah anda membaca artikel tentang 5 Cibiran pada Gita Wirjawan, mundur gara-gara konvensi Demokrat jika bermanfaat, silahkan tekan tombol Share. Anda juga boleh menyalin / menyebarluaskan artikel ini, namun jangan lupa untuk meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya :
Terima kasih
Terima kasih
Artikel Terkait : Nasional
0 komentar
Readers Comments
Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan blog Jokowi For President. Admin berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.