Nasional Politik,
Kampanye di Pulau Jawa lebih mahal dibanding Gorontalo
Posted by Unknown
Published on Rabu, 08 Januari 2014
Seorang calon legislatif (caleg) yang akan maju menjadi anggota legislatif sebaiknya memiliki modal sosial. Modal sosial yang tinggi bisa menekan modal kapital untuk berkampanye.
"Biaya dalam kampanye bagi calon legislatif sebenarnya relatif, itu bergantung pada modal sosialnya tinggi atau tidak. Jika modal sosialnya tinggi, dikenal orang dan baik, bisa menekan modal kapital," jelas Irman Gusman.
Hal tersebut dikemukakan calon presiden peserta konvensi Partai Demokrat, Irman Gusman usai diskusi kebangsaan di Gedung Graha Widyatama Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Sabtu (4/1).
Selain bergantung pada modal sosial, luas wilayah dan jumlah penduduk menjadi faktor lain dalam relativitas biaya kampanye. Sehingga, modal kapital yang dibutuhkan untuk kampanye di Pulau Jawa, lebih mahal dibanding Gorontalo.
"Kalau di Pulau Jawa dengan jumlah penduduk yang sangat banyak dan wilayah yang luas mungkin akan membutuhkan modal kapital yang cukup tinggi. Tetapi, jika ke Gorontalo dengan jumlah penduduk yang tidak begitu banyak dan luas yang tidak terlalu besar, tentunya akan lebih murah," ujarnya.
Dia mencontohkan, dirinya selama ini berhasil menekan modal kapital dengan memanfaatkan modal sosial yang dikumpulkan selama ini. "Kalau saat kampanye anggota DPD seperti kemarin modal kapitalnya tidak terlalu besar. Sekitar di angka satu miliar," ujarnya.
[tyo]
Author : Unknown
Setelah anda membaca artikel tentang Kampanye di Pulau Jawa lebih mahal dibanding Gorontalo jika bermanfaat, silahkan tekan tombol Share. Anda juga boleh menyalin / menyebarluaskan artikel ini, namun jangan lupa untuk meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya :
Terima kasih
Terima kasih
Artikel Terkait : Nasional,Politik
0 komentar
Readers Comments
Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan blog Jokowi For President. Admin berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.