Nasional,
77,1 % Warga Banten Nilai Rezim Atut Sarat Korupsi
JAKARTA - Tingkat kepercayaan warga Banten kian merosot
terhadap kepemimpinan Ratu Atut Chosiyah menyusul penahanan operator
politik Tubagus Chaeri Wardhana alias Wawan. Ditambah lagi tak lama
kemudian KPK menetapakan Atut sebagai tersangka kasus suap sengketa
Pilkada Lebak dan proyek pengadaan alat kesehatan.
Bahkan, Direktur Indikator Politik Indonesia (IPI) dalam survei shadow state (negara bayangan), menyatakan lebih dari 3/4 warga Banten menilai pemerintah provinsi Banten sudah tidak bersih.
"Kalau
ditotal mayoritas warga Banten ada 77,1 persen menilai Pemerintah
Provinsi Banten tidak bersih dari praktek korupsi dan suap," katanya
saat memaparkan hasil survei di kantor IPI, Cikini, Jakarta Pusat,
Minggu (5/1/2014).
Dengan rincian, 58,5 persen menilai kurang
bersih, 18,6 persen tidak bersih sama sekali, cukup bersih 12,9 persen,
tidak menjawab 8,5 persen, dan yang menilai sangat bersih hanya 1,5
persen.
Pertanyaan serupa dilayangkan kepada 195 responden
khusus di Tangerang Selatan (Tangsel). Hasilnya tidak jauh berbeda.
Yakni 71,8 persen warga Tangsel menilai Pemerintah Kota yang dipimpin
oleh Wali Kota Airin Rachmi Diany yang notabene istri Wawan, sudah tidak
bersih dan praktek korupsi dan suap.
"Mayoritas warga Tangsel
mencapai 71,8 persen menilai pemerintahaan Kota Tangsel tidak bersih
dari praktek korupsi dan suap," tukasnya.
Survei ini dilakukan
tanggal 22-29 Desember 2013, yang dilakukan kepada seluruh warga
Indonesia di seluruh provinsi Banten yang sudah mempunyai hak pilih
sudah berusia 17 tahun atau sudah menikah.
Namun, dengan Jumlah sampel basis 400 responden, dipilih secara acak dengan metode multistage random sampling. Margin error ±5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Selain
itu, untuk kebutuhan analisis, dilakukan over sampel di Tangerang
Selatan dengan total 195 responden (berarti ada 595 sample bila digabung
400 responden). Perlunya Tangsel perlu mendapat perhatian khusus
karena keterkaitan erat antara tersangka dengan Tangsel. Margin error-nya ± 7 persen.
Responden terpilih diwawancarai secara tatap muka, dengan masing-masing kelurahan/desa terdiri dari 10 responden. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih. Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.
Sumber :
Author : Unknown
Terima kasih
0 komentar
Readers Comments
Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan blog Jokowi For President. Admin berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.