Selasa, 29 April 2014

Macan Asia atau Macan Ompong?



"Indonesia membutuhkan pemimpin yang JUJUR, BERPIKIR dan BERTINDAK SEDERHANA tetapi BERDAMPAK BESAR DAN LUAS."

Gajah Mada berhasil mempersatukan nusantara. Soekarno membakar api nasionalisme rakyat Indonesia melalui orasi-orasi heroik untuk mengusir penjajah dari bumi pertiwi.

Papua Barat pun ditaklukannya dari genggaman kekuasaan kolonial Belanda. Sedangkan Timor-Timur
dituntaskan oleh Soeharto meskipun era Habibie provinsi bungsu ini lepas dari pelukan pertiwi. Soekarno bahkan melontarkan gagasan untuk mengganyang Malaysia.

Ia tokoh sipil yang berkarakter militer. Berani dan tegas. Dalam panggung politik internasional, ia memainkan peran penting. Kapabilitas, kompetensi, dan jiwa kepemipimpinannya memposisikan Indonesia sebagai bangsa yang disegani. Ia pun pernah menebarkan ancaman kepada negara adi daya Amerika Serikat.

Selain itu, ia turut mempelopori upaya menciptakan perdamaian dunia. Salah satu pelopor gerakan Non Blok yang menetralisir suhu permusuhan blok barat (Amerika Serikat) maupun blok timur (Uni Soviet).

Lalu Soeharto terus mempertahankan hubungan bilateral dengan berbagai negara baik dalam bidang politik, ekonomi maupun keamanan. Indonesia berperan aktif di PBB dalam upaya perdamaian dunia dengan mengirimkan pasukan ke daerah-daerah konflik seperti di Afrika dan Timor Tengah.

Di ujung usia senja kekuasaan Soeharto, kekuatan Indonesia semakin lemah. Indonesia seperti kehilangan ‘taji’ dan pelan-pelan ‘terpuruk’ dalam percaturan politik internasional, regional dan nasional. Reformasi sebagai era kebangkitan pasca ‘kediktatoran’ Soeharto yang diharapkan menjadi tonggak perubahan kian rapuh. Konflik horisontal dan vertikal semakin memperparah keadaan negeri. Stabilitas keamanan dan ekonomi menjadi labil.

Para pemimpin dan politisi sibuk meraup keuntungan untuk kantong partai politik dan saku pribadinya. Prabowo datang dengan sebuah visi yang besar; “Indonesia kembali menjadi macan Asia” pada situasi bangsa yang nyaris ‘chaos’ karena lilitan kepentingan politik para elit. Visi ini dikumandangkan melalui iklan Gerindra menjelang pilpres 2009 yang secara efektif mampu meraih simpatik rakyat Indonesia pada waktu itu. Ditunjangi lagi oleh sosok Prabowo dalam iklan tersebut yang terlihat tegas, berkarakter, dan lugas semakin mengobarkan pemimpin yang baru.

Sebenarnya Prabowo telah sedang bernostalgia dengan masa kejayaan Indonesia pada masa lalu; pada sosok Gajah Mada, Soekarno, dan Soeharto. Pertanyaan penulis, pernahkah Indonesia menjadi Macan Asia? Secara de jure dan de facto tidak ada pengakuan dari pihak negara manapun. Secara de facto, pada masa kepemimpinan Soekarno dan Soeharto, Indonesia berperan aktif dalam politik regional dan internasional. Tidak berarti Indonesia disebut macan Asia. Penulis melihat itu lebih merupakan label yang diberikan oleh para pemimpin dan orang Indonesia yang berada di lingkaran kekuasaan untuk propaganda politik; melanggengkan kekuasaan penguasa pada waktu itu.

Macan adalah simbol kekuatan. Binatang petarung. Berkarakter homo homini lupus. Dalam konteks kenegaraan, macan bisa direpresentasikan oleh kekuatan militer yang hebat. rnDengan memperhatikan kampanye akbar partai Gerindra di GBK pada tanggal 23 Maret 2014 yang silam, sang penggagas “Indonesia Macan Asia”, Prabowo Subianto menumbuhkan semangat “macan” itu.

Ia tampak berwibawa dengan balutan busana ala Soekarno, lilitan kris di pinggang, serta dikawal ribuan kader-kader Gerindra yang berseragam ala pasukan. Kegiatan kampanye akbar tersebut memperlihatkan kepada publik bahwa kekuatan militer ‘seolah-olah’ merupakan satu cara utama menjadi macan Asia.  Dengungan ‘macan Asia’ bukan jamannya lagi. Era sekarang bukan era perang. Tidak ada bangsa yang ditakut-takuti apalagi menakuti-nakuti. Kekuatan militer tidak lagi menjadi kekuatan untuk ‘menguasai’ bangsa lain. Era sekarang era teknologi informasi, yang sebentar lagi akan masuk ke era nanoteknologi. Orang bisa menghancurkan negara dalam sejekap dari ujung jari tangannya.

Mengacaukan sistem ekonomi dan keamanan negara tertentu dari remote control. Dengan kata lain, tanpa barisan pasukan yang tegap dan gagap pun kita bisa menjadi ‘macan’ (baca: ancaman) bagi negara lain. Australia misalnya secara kuntitas masih membutuhkan personil tentara, tetapi secara kualitas mereka memiliki sistem keamanan yang canggih. Terbukti mereka mampu menyadap alat komunikasi pemimpin kita.

Cita-cita menjadi macan Asia hanyalah upaya untuk meraih kekuasaan dengan cara memainkan eforia dan memori masyarakat yang masih melekat dengan masa kejayaan masa lampau. Padahal Cina, Jepang, dan Korea Selatan nyaris menguasai dunia melalui produk-produknya.

Malaysia yang berhasil ‘overlap’ Indonesia dalam dunia pendidikan, sementara dulu mereka ‘berguru’ pada Indonesia. Vietnam yang terus merangkak. Demikian pun Thailand, Filipina, dan seterusnya.

Sematan kata macan mengesankan bahwa kita menyebarkan ancaman dan membersitkan nafsu menguasai bangsa lain. Seolah-olah bangsa lain menjadi musuh dan penghambat kemajuan bangsa kita. Masalah sesungguhnya ada pada bangsa kita. Jadilah macan bagi diri sendiri dan bangsa sendiri yang mampu menerkam setiap perilaku korupsi di negeri ini.

Korupsi  dalam lingkaran para pemimpin, politisi, birokrat, dan penegak hukum telah mempuruk wajah negeri ini. Supremasi hukum yang lemah harus ditegakan sehingga orang tidak mudah mengangkangi dengan segala tipu daya. rnUntuk mencapai bangsa yang bebas korupsi dan menegakan supremasi hukum kita merindukan sosok pemimpin yang jujur. Pemimpin boleh saja tegap, tegas,  berwibawa, mantan jenderal, penguasaha, dan atau akademisi, tetapi tanpa memiliki nilai kejujuran dalam dirinya akan menggiring negeri ini semakin terpuruk. Dan Indonesia membutuhkan pemimpin yang jujur, berpikir, dan bertindak sederhana tetapi berdampak besar dan luas.

Kita hanya bisa bernostalgia tentang kejayaan masa lalu tetapi jangan bermimpi untuk mengulangi kejayaan  yang sama (baca: macan Asia) pada jaman sekarang. Jika kita memaksakan impian ini, itu sama artinya kita ber-‘nostagila’.

Kita belum sadar bahwa dunia telah banyak berubah (khususnya bangsa-bangsa Asia). Padahal mereka telah menjadi macan-macan kecil dalam pendidikan, teknologi, ekonomi, dan sebagainya. Menjadi macan asia atau macan ompong akan ditentukan oleh tekad pemimpin untuk membasmi perilaku korupsi dan menegakan supremasi hukum.***

Sumber

1 komentar:

  1. KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل

    KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل


    KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل

    BalasHapus

Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan blog Jokowi For President. Admin berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.