Jakarta - Manusia adalah makhluk sosial. Oleh karena itu, manusia tidak bisa lepas dari manusia lainnya dan bergantung satu sama lain. Sifat mendasar itu dimiliki manusia sehingga manusia selalu ingin tahu mengenai keadaan sesamanya. Hal itu dipahami betul oleh Medi (49).
Pria yang kesehariannya menjual koran eceran di bilangan Blok M itu tidak pernah melewatkan apa saja yang sedang menjadi perbincangan di Republik ini. Apalagi di tahun 2014 ini ketika suhu politik sedang memanas.
"Kita juga harus tahu kira-kira apa yang menarik yang diberitakan koran hari ini. Yang menarik itu kan yang laris biasanya," kata Medi sembari membawa koran dagangannya saat ditemui di sekitar Taman Sepeda, Jl Melawai Raya, Blok M, Jakarta Selatan, Rabu (2/4/2014).
Medi juga tidak luput memperhatikan para tokoh partai di saat belasan partai politiknya riuh menggembar-gemborkan visi misi atas nama kesejahteraan rakyat. Namun, dia agaknya sedikit pesimis dengan tokoh-tokoh yang menurutnya hanya mengumbar janji manis.
Terlebih, bagi Medi, para politisi yang menguasai media massa. Medi berpendapat media massa seperti surat kabar dan televisi yang dimanfaatkan oleh politisi bisa disalahgunakan untuk membentuk opini masyarakat.
"Ya sebenarnya itu malah merugikan. Karena orang sudah tahu kalau dia punya (media massa tertentu). Orang jadi tahu kalau itu cuma pencitraannya saja. Kalau kata peribahasa tong kosong nyaring bunyinya," kata bapak 2 anak itu.
Medi sudah bergelut dengan dunia surat kabar sejak tahun 2000-an. Ketika itu dia diberhentikan oleh sebuah perusahaan farmasi di mana dia bekerja. Namun, Medi tidak patah arang. Meski dengan penghasilan kecil, Medi bersyukur apa yang dikerjakannya masih memberikan hasil.
Setidaknya, manusia jaman sekarang masih menyadari tentang apa yang terjadi di sekitarnya. Di tengah gaung politik yang semakin nyaring terdengar, Medi ingin masyarakat sepenuhnya paham tentang siapa saja tokoh yang ingin memimpin Republik ini.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan blog Jokowi For President. Admin berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.